Part 2 – Cerita Perbatasan
Menuju Nagorno Karabakh sendiri merupakan suatu tantangan, atau bisa disebut juga keberuntungan. Alam begitu memanjakan mata dan hati para musafir yang melalui lekuk-lekuk perbukitan landai bersalju, kadang terlihat pepohonan meranggas tanda musim dingin segera datang.

Di wilayah mendekati perbatasan Armenia – NKR, terlihat menara-menara saluran listrik dan kawatnya yang morat-marit melintangi bukit landai maupun tebing-tebing curam. Warisan era Soviet ini menandakan Armenia kaya sumber listrik. 64% daya dibangkitkan dari pembakit nuklir, sisanya bersumber dari tenaga air manfaat dari banyaknya jurang-jurang dalam dan aliran sungainya yang deras. Maka dari itu, banyak desa di wilayah Armenia yang berakhiran “-zor” yang berarti jurang.


Uniknya, orang awam akan tahu bahwa Armenia punya pembangkit nuklir di daerah utara, dekat dengan perbatasan Georgia. Nyatanya, pembangkit tersebut justru tersembunyi di bawah bukit-bukit salju di daerah selatan, mendekati Azerbaijan dan Iran yang di tiap pucuknya terdapat menara pengawas setinggi sepuluh lantai, lengkap dengan radar dan meriam penangkis serangan udara.

Di sebua wilayah bernama Yezegnadzor, terdapat sebuah kastil dan gereja dari abad ke-4 bernama Noravank. Petilasan ini masih dilestarikan hingga saat ini dan dianggap salah satu gereja paling suci, kerena didirikan oleh seorang Saint dan merupakan satu-satunya gereja di dunia yang memiliki pahatan gambar the Father God, father of the Christ. Pemerintah Armenia tak segan membangun jalan aspal hingga ke atas bukit, nyaris 10km dari jalan raya hanya untuk membuat akses ke tempat ini.


Pada sebuah pertigaan jalan, dimana lurus berarti Iran, kanan berarti Naxcivan (nama provinsi di Azerbaijan) dan belok kiri ke Nagorno Karabakh, terdapat pemandangan unik berupa tenda-tenda merah dengan brand Coca-Cola lengkap dengan puluhan tumpukan botol cola ukuran 1.5l di bawahnya. Wah cukup terjangkau kapitalis juga ternyata desa terpencil ini.
Ternyata saya salah, desa tersebut bernama Areni, terkenal sebagai penghasil wine dan brandy terbaik di Armenia. Bahkan konon Churchill dari Inggris selalu meneguk anggur dari Areni sebelum ia menghisap cerutu kesayangannya selepas makan malam.
Lalu hubungannya dengan botol-botol coca-cola? Ternyata salah satu pelanggan setia anggur Areni adalah sopir-sopir truk kargo dari Iran yang notabene negara Islam dan mengharamkan alkohol. Tak heran, di pinggir jalan banyak nongkrong truk-truk kargo dari Iran yang memborong wine dan brandy dari Areni kemudian “menyelundupkannya” ke Iran sebagai minuman ringan bermerk coca-cola 🙂

To be continued – akan disambung lagi.
mas saya juga tertarik nih pengen ke armenia terus lanjut nagorno karabakh
yang jadi pertanyaan, waktu mas apply visa Armenia, dulu applynya visa single atau multiple?
soalnya setelah saya browsing-browsing kita juga butuh visa untuk ke nagorno karabakh
terus pas balik ke armenia apa sudah gak butuh visa lagi?
makasih
Visa Armenia sepertinya hanya ada single entry. Kalau masuknya dari Armenia, apply visa Karabakh nya bisa setelah masuk (bukan di check point), karena secara de facto Karabakh adalah anak nya Armenia. Visa Karabakh di dapatkan di Ministry of Foreign Affairs di Stepanakert (ibukota Karabakh) segera setelah masuk ke Stepanakert. Untuk kembali lagi ke Armenia tidak perlu apply visa lagi selama masih berlaku, cukup melapor di check point, tanpa perlu apply visa lagi.
Wah keren banget ini Mas… saya sih insyaAllah akan menjalani trip dari Iran – Moscow – Azerbaijan – Georgia – Armenia tapi dalam waktu yang sangat singkat disesuaikan dengan sisa cuti.
Tapi begitu melihat ulasan dan foto-foto yang ditampilan disini jadi ngiler juga pingin menjalani trip serupa…. Tx Mas….